www.iluvislam.com
Dihantar oleh: saya anda
Editor: arisHa27
Awan sedikit mendung ketika kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan untuk ke tanah perkuburan. Baju merahnya yang besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ais krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulut untuk dijamahi. Sementara tangan kirinya digenggam erat oleh ayahnya.
Yani dan ayahnya memasuki kawasan tanah perkuburan menuju ke pusara neneknya. Kemudian mereka duduk di atas tembok nisan yang bercatatan;
Hjh Aisyah Binti Marlia 19-10-1915 : 20-01-1965
"Nak, ini pusara nenekmu. Mari sayang...kita berdoa untuknya"
Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya tangan ayahnya yang diangkat ke atas dan dia ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Dia khusyuk mendengar ayahnya berdoa walaupun dia masih belum mampu memahami sepenuhnya setiap baris doa yang dititipkan oleh ayahnya itu.
"Ayah, nenek meninggal semasa umur 50 tahun ya?"
Ayahnya mengangguk dan tersenyum sambil memandang pusara ibunya.
"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 45 tahun ya, Yah?" Kata Yani sambil lagak matanya mengira dan jarinya menghitung.
"Ya, nenekmu sudah di dalam kubur selama 45 tahun sayang... "
Yani menoleh kepalanya dan memandang sekelilingnya. Banyak pusara di sana . Di samping pusara neneknya terdapat pusara tua yang sudah berlumut.
Muhammad Zaini 19-02-1882 : 31-01-1910
"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 100 tahun yang lalu ya Yah?", jarinya menunjuk nisan bersebelahan pusara neneknya itu.
Sekali lagi ayahnya mengangguk dan tangannya mengusap kepala anak tunggalnya itu.
"Ya nak. Benar katamu sayang. Mengapa?" tanya si ayah sambil menatap mata anaknya yang redup.
"Hmmm, semalam ayah beritahu jika kita meninggal dan banyak dosa. Kita akan diseksa di kubur. Iya kan yah?" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya.
Ayahnya tersenyum dan menggangguk.
"Benar, lalu?" tanya si ayah meminta penerangan si anak.
"Iya... Kalau nenek banyak dosanya, bererti nenek sudah diseksa 45 tahun di kubur ya ayah? Kalau nenek banyak pahalanya, bererti sudah 45 tahun nenek bahagia dikubur. Betul tak ayah?" mata Yani bersinar ingin tahu.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas menampakkan keningnya yang berkerut dan perasaannya yang cemas.
"Iya nak, kamu pintar sayang," kata ayahnya pendek.
Pulang dari tanah perkuburan, ayah Yani kelihatan gelisah di atas sejadahnya. Dia memikirkan perkara yang telah diperkatakan oleh anak kesayangannya tadi.
"... 45 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...145 tahun diseksa .. atau bahagia dikubur?". Dia bermonolog sendirian.
Lalu dia tertunduk dan menitiskan air mata.
"Kalau dia meninggal dan banyak dosanya. Kiamat masih 1000 tahun lagi, bererti dia akan diseksa 1000 tahun?..'Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un'... "
Air matanya semakin banyak menitis, sanggupkah dia diseksa selama itu.
"Itu kalau benar kiamat lagi 1000 tahun tetapi kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itukah dia akan diseksa di kubur. Mampukah dia bertahan dengan tiap seksaan? padahal melihat adegan pukul di salah satu rancangan televisyen pun dia sudah tidak tahan untuk melihatnya?". Jiwanya penuh dengan monolog.
"Ya Allah..."
Dia semakin menunduk. Tangannya diangkat dan air matanya semakin membanjiri pipinya.
"Allahumma as aluka khusnul khootimah"
Berulang Kali di bacanya doa itu sehingga suaranya serak dan terhenti sejenak apabila terdengar batuk Yani. Dihampirinya anak kesayangannya yang sudah terlena dan membetulkan selimutnya.
Yani terus tertidur tanpa mengetahui betapa ayahnya amat berterima kasih kepadanya kerana telah menyedarkannya erti sebuah kehidupan dan kehidupan hakiki yang akan datang di hadapannya.
"Ya Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
secebis kata-kata dari aku....
salam...
kau orang mungkin dah selesai baca artikel tu yang aku ambil dari iluvislam...
aku bukan baik sangat...
sebab tu aku nak ingat diri aku sendiri dan kau orang semua....
cuba kita sama-sama renungkan....
adakah cukup bekalan kita untuk di bawa ke sana...
bukan hak aku nak nilai kau orang...
oleh tu kita sama-sama renung dan fikir adakah kita dah bersedia untuk menghadapi saat kematian yang tak tahu bila akan berlaku...
aku harap artikel ni dapat membantu aku untuk ke jalan pulang yang betul....
wsalam...
Alamin 313..
Dihantar oleh: saya anda
Editor: arisHa27
Awan sedikit mendung ketika kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan untuk ke tanah perkuburan. Baju merahnya yang besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ais krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulut untuk dijamahi. Sementara tangan kirinya digenggam erat oleh ayahnya.
Yani dan ayahnya memasuki kawasan tanah perkuburan menuju ke pusara neneknya. Kemudian mereka duduk di atas tembok nisan yang bercatatan;
Hjh Aisyah Binti Marlia 19-10-1915 : 20-01-1965
"Nak, ini pusara nenekmu. Mari sayang...kita berdoa untuknya"
Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya tangan ayahnya yang diangkat ke atas dan dia ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Dia khusyuk mendengar ayahnya berdoa walaupun dia masih belum mampu memahami sepenuhnya setiap baris doa yang dititipkan oleh ayahnya itu.
"Ayah, nenek meninggal semasa umur 50 tahun ya?"
Ayahnya mengangguk dan tersenyum sambil memandang pusara ibunya.
"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 45 tahun ya, Yah?" Kata Yani sambil lagak matanya mengira dan jarinya menghitung.
"Ya, nenekmu sudah di dalam kubur selama 45 tahun sayang... "
Yani menoleh kepalanya dan memandang sekelilingnya. Banyak pusara di sana . Di samping pusara neneknya terdapat pusara tua yang sudah berlumut.
Muhammad Zaini 19-02-1882 : 31-01-1910
"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 100 tahun yang lalu ya Yah?", jarinya menunjuk nisan bersebelahan pusara neneknya itu.
Sekali lagi ayahnya mengangguk dan tangannya mengusap kepala anak tunggalnya itu.
"Ya nak. Benar katamu sayang. Mengapa?" tanya si ayah sambil menatap mata anaknya yang redup.
"Hmmm, semalam ayah beritahu jika kita meninggal dan banyak dosa. Kita akan diseksa di kubur. Iya kan yah?" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya.
Ayahnya tersenyum dan menggangguk.
"Benar, lalu?" tanya si ayah meminta penerangan si anak.
"Iya... Kalau nenek banyak dosanya, bererti nenek sudah diseksa 45 tahun di kubur ya ayah? Kalau nenek banyak pahalanya, bererti sudah 45 tahun nenek bahagia dikubur. Betul tak ayah?" mata Yani bersinar ingin tahu.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas menampakkan keningnya yang berkerut dan perasaannya yang cemas.
"Iya nak, kamu pintar sayang," kata ayahnya pendek.
Pulang dari tanah perkuburan, ayah Yani kelihatan gelisah di atas sejadahnya. Dia memikirkan perkara yang telah diperkatakan oleh anak kesayangannya tadi.
"... 45 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...145 tahun diseksa .. atau bahagia dikubur?". Dia bermonolog sendirian.
Lalu dia tertunduk dan menitiskan air mata.
"Kalau dia meninggal dan banyak dosanya. Kiamat masih 1000 tahun lagi, bererti dia akan diseksa 1000 tahun?..'Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un'... "
Air matanya semakin banyak menitis, sanggupkah dia diseksa selama itu.
"Itu kalau benar kiamat lagi 1000 tahun tetapi kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itukah dia akan diseksa di kubur. Mampukah dia bertahan dengan tiap seksaan? padahal melihat adegan pukul di salah satu rancangan televisyen pun dia sudah tidak tahan untuk melihatnya?". Jiwanya penuh dengan monolog.
"Ya Allah..."
Dia semakin menunduk. Tangannya diangkat dan air matanya semakin membanjiri pipinya.
"Allahumma as aluka khusnul khootimah"
Berulang Kali di bacanya doa itu sehingga suaranya serak dan terhenti sejenak apabila terdengar batuk Yani. Dihampirinya anak kesayangannya yang sudah terlena dan membetulkan selimutnya.
Yani terus tertidur tanpa mengetahui betapa ayahnya amat berterima kasih kepadanya kerana telah menyedarkannya erti sebuah kehidupan dan kehidupan hakiki yang akan datang di hadapannya.
"Ya Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
secebis kata-kata dari aku....
salam...
kau orang mungkin dah selesai baca artikel tu yang aku ambil dari iluvislam...
aku bukan baik sangat...
sebab tu aku nak ingat diri aku sendiri dan kau orang semua....
cuba kita sama-sama renungkan....
adakah cukup bekalan kita untuk di bawa ke sana...
bukan hak aku nak nilai kau orang...
oleh tu kita sama-sama renung dan fikir adakah kita dah bersedia untuk menghadapi saat kematian yang tak tahu bila akan berlaku...
aku harap artikel ni dapat membantu aku untuk ke jalan pulang yang betul....
wsalam...
Alamin 313..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kata-kata seorang anak kecil boleh menyedarkan hati ini.....
JALANKU PULANG...
SAYA PAK,ANTON INGIN BERBAGI CERITA KEPADA KALIAN SEMUA ,dulunya sy seorang guru honor yg hidup susah dan banyak hutan ,krn gaji yg tdk cukup untuk menghidupi ke luarnga sy ,ahirnya sy coba untuk menghubungi AKI MUPENG dan dgn senang hati AKI mau membatu sy untuk memberikan angka hasil ritualnya ,dan angka yg diberikan AKI MUPENG benar-benar terbukti tembus dan saya mengucapkan banyak terimakasih kepada AKI MUPENG yang telah menolong saya dalam kesulitan ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama AKI MUPENG dan dengan senang hati AKI MUPENG mau membantu saya..,ALHAMDULILLAH nomor yang dikasi AKI MUPENG semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungiya jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi AKI MUPENG DI nomor 0852 9445 0976 ,INI KISAH NYATA DARI SY TEMAN” ,terima kasih