Kakiku melangkah lemah, membawa diriku ini yang kian goyah, terumbang-ambing di tiup arus modenisasi dunia yang serba canggih mengikut masa. Entah ke mana hendak dibawanya kaki ini.... ke sana tidak kena, ke sini tidak pasti, fikiranku kaku, serba tidak tahu....
Sunyi kota di malam hari ku tatap dengan mata yang jemu... entah kenapa, malam ini tidak seperti malam yang selalu, yang ku lalui dengan gembira dan berseronok dengan apa yang aku ada, bersama-sama rakan-rakan yang otaknya ‘gila’ seperti aku.
Ajakan kawan-kawan ku tolak dengan pandangan yang bosan. Seolah-olah aku sudah tidak berminat lagi dengan kegiatan yang rendah moralnya itu. Padahal selalunya akulah nombor satu. Entah kenapa, hmmm....(melepaskan keluh yang maha berat) seperti yang ku katakan tadi.... segalanya ku pandang jemu.
Arrgggh...! Apa ni? Apa maksud perasaan ku ini??
Ku pandang langit, mencari rembulan, mungkin ia dapat memberi jawapan.... sepi...Ku pandang bebintang terang, mungkin di situ jawapan kan datang.... sunyi...
Tiada siapa yang dapat memberikan jawapan kepada ku, Perasaan ku gundah dan resah, Mendesah mencari ketenangan yang tak pernah kunjung tiba.
Ku merenung jauh menembusi kegelapan malam...kala itu datang kembali kata-kata yang menghenyak hati ini, di atas sehelai warkah putih,Aku menyerah diri, kepada bait-bait indah yang menjunam keras hati ini...
Ku tulis warkah ini hanyak untukmu, Insan yang bakal bergelar suami...
“Wahai lelaki, kaulah bakal pemimpin kami, kau lah yang akan membentuk diri kami, menjadi seketul permata putih, atau seketul batu keras, yang kan membakar dirimu kembali....”
“Ketahuilah wahai lelaki, Nabi telah bersabda kepada kita ummatnya, mencari pasangan hidup berdasarkan 4 perkara..... Kecantikkan wajahnya, Harta yang ada padanya, Nasab keturunannya... tetapi carilah yang ada kefahaman agama padanya, kerna ia kan menjamin bahagia....”
“Wahai lelaki, kau Insan yang akan bergelar suami”
“Andai kau melihat pada harta yang ada, ketahuilah, ia tidakkan kekal juga, berkurangan selepas kau guna, dan apabila harta itu habis di mamah masa, apakah kau akan melihat pada diriku lagi?”
“dan... Andai kau melihat pada nasab keturunanku, ketahuilah... iman tidak mungkin diwarisi... kerna iman perlu kita cari... kita kaji dan di didik dalam diri... ada yang nasabnya tidak seindah yang disangka, tetapi dirinya, Subhanallah... menjadi contoh tauladan pada semua. Andai diriku tidak seindah seperti nasab ku yang indah pada matamu, apakah kau akan melihat pada diriku lagi?”
“Akhirnya agamalah pilihan utama... kerna aku mungkin tidak berwajah Cik Dunia (Miss World), dan aku bukanlah seorang hartawan dengan harta yang berjuta, aku juga bukanlah anakanda atau cucunda seorang raja yang hebat keturunannya... tapi sekurang-sekurangnya aku yakin, andai kau melihat pada agama yang ada padaku, kan ku serahkan segala yang ada padaku, untuk kau gunakan dalam perjuanganmu, kerna aku yakin, kau takkan mensia-siakan pengorbananku wahai bakal suamiku....”
“Tetapi.... apakah dirimu begitu? Sudah sempurnakah agamamu untuk membimbingku? Sudah kukuhkah pendirianmu untuk berpegang kepada syariat Allah dan ajaran Sunnah RasulNYA? Apakah kau yakin kau kan dapat membina sebuah keluarga yang bahagia bukan sahaja di dunia, bahkan kekal hingga ke syurga menanti???”
“Kerna bukannya kecantikkan, harta dan keturunan yang aku lihat pada dirimu... Mahupun kesempurnaan ilmu agama yang kukuh, cukup bagiku kau berusaha untuk mendalaminya, membuatkan diri ini terasa sudah bersedia... Bersedia untuk dibimbing oleh dirimu... sebagai Isteri kepada dirimu, lelaki yang bergelar suami...”
“...dan perempuan-perempuan Yang baik untuk lelaki-lelaki Yang baik, dan lelaki-lelaki Yang baik untuk perempuan-perempuan Yang baik...”
(Surah an-Nur : 26)
(Surah an-Nur : 26)
Kata-kata ini...
Di dalam warkah ini...Aduh!!!
Kini diriku rasa umpama ditusuk sebilah pedang panjang,Yang merobek-robek hatiku, yang gelap diselaputi hawa nafsu....
Ku Insafi Diri Iniwww.iluvislam.com
Oleh : Abu Hariz
Editor : naadherah
Aritkel asal di : http://www.sebuahkembara.blogspot.com/
Taubat Maksiat
by Wali Band
Dengarlah Hai Sobat
Saat Kau Maksiatdan
Kau Bayangkan Ajal Mendekat
Apa Kan Kau Buat
Kau Takkan Selamat
Pasti Dirimu Habis dan Tamat
Bukan ku Sok Taat
Sebelum Terlambat
Ayo Sama-sama Kita Taubat
Dunia Sesaat
Awas Kau Tersesat
Ingatlah Masih Ada Akhirat
Astafighrullahaladzim
Ingat Mati
Ingat Sakit
Ingatlah Saat Kau Sulit
Ingat Ingat Hidup Cuman Satu Kali
Berapa Dosa Kau Buat
Berapa Kali Maksiat
Ingat Ingat Sobat Ingatlah Akhirat
Cepat Ucap Astafighrullahaladzim
Pandanglah Ke Sana
Lihat Yang Di Sana
Mereka Yang Terbaring Di Tanah
Bukankah MerekaPernah Hidup Juga
Kita Pun Kan Menyusul Mereka
Astafighrullahaladzim Repeat
Cepat Ucap Astafighrullahaladzim
Cepat Ucap Astafighrullahaladzim
Cepat Ucap Astafighrullahaladzim
kata2 editor...
ko org bacelh coretan dgn lirik diatas..
renungkanlah...
wsalam...
ALAMIN 313...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAYA PAK,ANTON INGIN BERBAGI CERITA KEPADA KALIAN SEMUA ,dulunya sy seorang guru honor yg hidup susah dan banyak hutan ,krn gaji yg tdk cukup untuk menghidupi ke luarnga sy ,ahirnya sy coba untuk menghubungi AKI MUPENG dan dgn senang hati AKI mau membatu sy untuk memberikan angka hasil ritualnya ,dan angka yg diberikan AKI MUPENG benar-benar terbukti tembus dan saya mengucapkan banyak terimakasih kepada AKI MUPENG yang telah menolong saya dalam kesulitan ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama AKI MUPENG dan dengan senang hati AKI MUPENG mau membantu saya..,ALHAMDULILLAH nomor yang dikasi AKI MUPENG semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungiya jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi AKI MUPENG DI nomor 0852 9445 0976 ,INI KISAH NYATA DARI SY TEMAN” ,terima kasih